Sertai Kami di Facebook

Please Wait 300 Seconds...!!!

x
Home » , , , » Takut Yang Positif

Takut Yang Positif


Allah swt. memberikan manusia sifat positif dan negatif. Contohnya berani dan takut. Tapi tidak semua keberanian itu positif dan tidak semua ketakutan itu negatif. Semuanya tergantung pada diri masing-masing. Mampukah kita mengubah ketakutan menjadi keberanian yang positif atau hanya diam dalam ketakutan dan menjadi seorang pengecut.

Takut dan berani merupakan dua “permusuhan’’ dalam diri manusia yang kontra. Keduanya melibatkan potensi positif dan potensi negatif diri seseorang. Ada ketakutan kerana tidak mampu membawa diri, pemalu, pengecut dan risau . Semuanya akan kalah jika dalam diri masih memiliki potensi positif untuk melawan ketakutan dengan keberanian. Keberanian adalah ketakutan yang terukur, sedangkan ketakutan adalah keberanian yang tidak terukur.

Adalah tidak mustahil jika kita semua pernah mengalami rasa takut untuk melakukan sesuatu yang positif. Ada kalanya rasa takut itu mendatangkan nilai positif. Namun selalu juga rasa takut itu bersifat negatif. Ada orang yang ingin belajar menunggang basikal contohnya, tapi dia selalu merasa takut, takut terjatuh, takut terluka, dan lain sebagainya.

Banyak orang yang ingin bernikah, tetapi takut untuk menikah, diantaranya: takut tidak padan, takut tidak serasi, takut ditinggal oleh pasangannnya, takut tidak punya anak dan dan sebagainya. Ketakutan dalam hal ini, dapat dibahagikan kepada dua kategori, iaitu:

Ketakutan yang terukur sehingga dapat berijabkabul dengan sifat saling menerima dan memahami pasangannya, dan ketakutan yang tidak terukur yang selalunya mengakibatkan ramai orang tidak menikah sampai tua.

Satu lagi takut yang negatif ialah rasa takut kepada hantu syaitan yang silap gaya boleh membawa kepada syirik. Nauzubillah..

Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 35, yang ertinya: ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (sukses)”.

Allah lah satu-satunya yang berhak memberikan kejayaan. Dengan potensi positif dan negatif yang dianugerahi Allah, manusia mahu tidak mahu menjadi pemain dalam panggung kehidupan dengan segala permasalahannya.

Hikmah yang kita ambil dari ayat di atas adalah suatu yang wajib seorang mukmin itu memiliki rasa takut kepada Allah swt.Maha Pencipta. Allah SWT wajib ditakuti bukan kerana menakutkan, melainkan kerana kewajipan kita berkhidmat sebagai hamba kepada Penciptanya.

Maha Pencipta akan mengawasi dan menilai gerak-geri hamba-Nya. Namun, disisi lain kita sebagai hamba-Nya mengharapkan penilaian terbaik sehingga menghasilkan balasan terbaik juga, iaitu kejayaan di dunia dan akhirat. Oleh kerana itu, kita pun takut melakukan hal-hal yang berbau maksiat karena akan menjauhkan kita dari kasih sayang dan pertolongan Allah swt.

Telah diuraikan di atas, bahwa tidak semua keberanian merupakan tindakan positif dan tidak semua ketakutan itu membuahkan suatu yang negatif. Berani membela kebenaran dan takut kepada kemunkaran adalah sikap yang positif. Akan tetapi berani melakukan maksiat dan takut membela kebenaran adalah negatif.

Orang yang enggan beribadah kerana takut diperolok sebagai orang alim adalah tindakan yang sangat negatif. Ia tidak takut kepada Allah swt., akan tetapi ia lebih takut pada cemuhan makhluk-Nya. Orang seperti ini akan Allah jadikan dia selalu diliputi rasa takut dalam segala hal, seperti: takut menghadapi cubaan-cubaan Allah, takut mengambil keputusan dan perasaan takut lainnya yang selalu menghantui dirinya. Diriwayatkan dalam sebuah hadis: “Apabila seorang hamba takut kepada Allah, niscaya Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Namun, apabila seorang hamba tidak takut kepada Allah, niscaya Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu”. (HR Baihaqi)

Jadi, kesimpulannya, kita dianjurkan mengembangkan keberanian yang positif yang berhujung ketakutan (ketaatan) kepada Allah swt. Ibnu Qudamah al-Maqdisi menerangkan bahwa takut kepada Allah mendorong kita untuk mencari dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang menjadikan kita lebih banyak beramal. Ilmu dan amal merupakan salah satu jalan mendekatkan diri kepada Allah swt.

0 Komen:

Post a Comment